Pasar finansial secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu pasar mata uang atau dikenal dengan Forex, pasar atau bursa saham dan pasar atau bursa komoditas. Pergerakan dari ketiga pasar ini sebenarnya kalau kita perhatikan saling berkaitan. Ketika bursa saham naik itu akan berimbas ke pergerakan mata uang atau komoditi. Saat US dollar menguat pasti juga akan berimbas ke bursa saham serta komoditas. Lalu apa yang menyebabkan hubungan antara ketiga pasar ini?
Seperti kita ketahui pergerakan harga di pasar itu dipengaruhi oleh perilaku para pelaku pasar baik itu trader individual ataupun suatu institusi keuangan. Perilaku para pelaku pasar ini bisa dipengaruhi oleh adanya suatu data atau berita fundamental, bahkan jika itu baru beredar sebagai rumor atau gosip. Pernyataan seseorang yang cukup berpengaruh juga bisa menggerakkan perilaku para trader, misalnya pidato ketuaFederal Reserve ataupun komentar spekulan sekaliber George Soros misalnya. Nah, inilah yang dimaksud dengan market sentiment atau sentimen pasar.
Kali ini kita akan mengulas mengenai “risk on” dan “risk off” seta efeknya di pasar keuangan. Salah satu cara sederhana untuk membaca sentimen pasar ini adalah mengikuti arah dari pergerakan Wall Street, yang merupakan bursa dengan kapitalisasi pasar terbesar. Selain itu, Amerika Serikat merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia sehingga apa yang terjadi pada perekonomiannya akan berdampak terhadap perekonomian global.
Setiap hari kalau kita perhatikan selalu ada rumor baru yang berkembang dan itu direpresentasikan di bursa. Perubahan sentimen atau rumor yang berkembang bisa mempengaruhi emosi para pelaku pasar.
Di saat kita melihat Wall Street mengalami penguatan yang signifikan, itu merupakan tanda bahwa pelaku pasar memilih untuk mengambil resiko atau yang disebut dengan “risk on”. Pada saat itu pelaku pasar merasa optimis akan prospek kondisi perekonomian. Oleh sebab itu mereka mengalihkan dana mereka ke bursa saham serta instrumen finansial lain yang memberikan imbal hasil yang tinggi, Hal ini biasanya akan diikuti dengan meningkatnya indeks suatu bursa. Jika di pasar uang akan menguatkan mata uang yang termasuk high yield currency seperti Australian Dollar (AUD) serta New Zealand Dollar (NZD).
“Risk off” adalah kebalikan risk on. Ini berarti para investor dan trader lebih dominan mengambil langkah untuk menghindari resiko dengan menarik dananya dari bursa saham (menjual sahamnya). Yang bermain di pasar mata uang akan menjual high yield currency. Di saat itu, pelaku pasar akan lebih senang untuk membeli aset-aset yang lebih aman atau safe haven dan juga low yield currency seperti Yen dan US dollar.
Sebagai contoh adalah situasi Ukraina yang memanas, apakah bisa memicu terjadinya risk-off? Kalau kita perhatikan pergerakan Wall Street seperti index Dow Jones terpantau masih cenderung mengalami kenaikan, demikian juga high yield currency seperti aussie dan dollar new Zealand. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku pasar masih optimis akan prospek ekonomi meskipun ada gejolak di Ukraina.
Namun sebaiknya kita terus memantau perkembangan di Ukraina, sebab bisa jadi ada pemicu yang menyebabkan para pelaku pasar melihat ada ancaman terhadap prospek ekonomi sehingga bisa memicu terjadinya risk off.
Selamat Mencoba.
Senin, 24 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf jika banyak kekurangan dalam tulisan saya. Karena saya juga masih belajar dan berharap bisa terus memperbaiki diri.
Mohon keikhlasannya jika dalam tulisan ini ada yang masih kurang. Mudah-mudahan walaupun sedikit akan ada manfaatnya untuk pembaca.
Terima kasih